Story by A. Ruwidrijarto If you want to understand resilience, meet Ester. In her 20 years of age, Ester has been through difficult life events more than her fair share. When she was a very little child, she and her parents and 3 brothers and sister were evicted from the land, losing their house in...
FlashNews:
Perspektif Gender dan Inklusi Sosial Masih Luput dalam Kebijakan Adaptasi Iklim Daerah
FUN Weaving: Menganyam untuk Masa Depan Alam dan Generasi Mendatang
Tarian Suka Cita Setelah Tanam Pohon
Siswa SMPN 8 Juara Festival Hikayat Kontemporer
Yolan Telah Merampungkan Kursus Komputer dengan Nilai Baik
Puji Tuhan Nela Sudah Selesai Kursus Bahasa Inggris
Lokakarya Pelibatan Disabilitas dalam Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim di Luwu
“Mod ask” Rumah Adat Suku Moskona Hadir di Festival Hutan Adat Kabupaten Teluk Bintuni
Kampanye Pemanasan Global Melalui Hikayat
Keteguhan Suku Moskona Melindungi Hutan Adat di Tanah Papua
Semangat Perempuan Adat Namblong Majukan Kampung Lewat Pendidikan Adat
Verifikasi Usulan Penetapan Wilayah Adat Marga Yessa dan Marga Manim-Manimbu-Makambak-Kasi di Kabupaten Tambrauw
Mengayam untuk Dukungan Pendidikan Pemimpin Perempuan
Senangnya! Yolan Sudah Mulai Kursus Komputer
46 Tahun Mambesak, Menyanyi untuk Tanah Ini
Revitalisasi Bahasa Malind sebagai Bahasa Ibu di Merauke
Pengurus Wilayah AMAN Tana Luwu Salurkan Bantuan ke Penyintas Banjir-Longsor Luwu Sulsel
Bersama Bantu Korban Puting Beliung
Seperti Selalu Ada yang Memanggilku untuk ke Papua
Category: Feature
Frequency of Love: Reloaded
Story by A. Ruwidrijarto In case you’re wondering, the frequency is 96.80 MHz FM, RRI Pro 2 Merauke. That’s the frequency your radio should be tuned into so that you can listen, interact and participate with Mari Cerita tentang Papua, let’s share stories about Papua, the Mace Papua. For Merauke area, it’s Susan and Brigita...
Frequency of Love
Story by A. Ruwidrijarto I was asked by Susan of Mace Papua during that radio program: what feelings that got to you while nokening in those communities? I replied, “It was great to noken with Monique, Adriana, Yune, Ayub, Spikdion, Frengki, Urbanus, Celsius, Anton, Kanisya, and also Roki, Naomi, Neni, and Andre.” I then shared...
Mbok Denik: Soleh Itu Tidak Salah!
Mbok Denik atau Ni Made Puriati, hidupnya didedikasikan untuk pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya pemetaan partisipatif, advokasi dan gerakan perempuan. Ia memandu karirnya sejak awal berdirinya Yayasan Wisnu, kini ia direktur yayasan.(SAMDHANA/Anggit Saranta) Cerita oleh Yessi Agustina “Denik, adalah singkatan dari Made Cenik, Made yang paling kecil, jadi lah Denik!” begitu cerita Mbok Denik, atau...
The Story of a Coffee Pot that Travelled from Jakarta to Batang to Sorong to Jayapura
Cintani (left) and Nova (right) look on while Bupati Mathius (center) ground the coffee. The mystique coffee pot is concealed behind the round black thing. Story by A. Ruwidrijarto During the Noken Yeu Amah, homecoming, end of November through to early December 2020, nokenners Andry Wijaya and Dwi Yoga, Soter, Nova, Cintani, and Mathias, and...