Menjaga Subak dengan Filosofi Tri Hita Karana

Dua tahun setelah subak ditetapkan sebagai WBD, krama subak yang masuk dalam kawasan Warisan Budaya Dunia (WBD) berinisiatif membentuk Forum Pekaseh Catur Angga Batukau yang di dalamnya terdiri dari 20 subak. Deklarasi ini menjadi milestone untuk terus menjaga dan melestarikan keberadaan subak serta mempertahankan “outstanding universal value” berdasarkan filosofi Tri Hita Karana (THK).

Forum Pekaseh Catur Angga Batukau dibentuk atas dukungan para pihak seperti Universitas Udayana (UNUD), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Stockholm Environment Institute (SEI) dan Samdhana Institute pada tanggal 11-12 Mei 2014 di Prana Dewi, Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.

Secara harfiah subak merupakan representasi dari nilai luhur Tri Hita Karana (THK) masyarakat Bali yang bersifat universal dan sangat relevan dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Nilai penting inilah yang menjadikan subak ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) oleh UNESCO pada bulan Juni 2012. UNESCO menetapkan empat kawasan penting di Bali sebagai WBD, diantaranya; 1) Pura Luhur Ulun Danu Batur dan Danau Batur di Kab. Bangli, 2) DAS Pakerisan di Kab. Gianyar, 3) Subak dan Pura Catur Angga Batukau di Kab. Tabanan, dan 4) Puri Taman Ayun di Kabupaten Badung.

Forum Pekaseh Catur Angga Batukau berperan aktif dalam menyelenggarakan ragam kegiatan bersama lembaga pendukung seperti pertemuan rutin, pemilihan pengurus, pembuatan awig-awig (aturan adat), kegiatan pemetaan foto udara subak menggunakan drone dan pelatihan pemetaan partisipatif. Ragam aktivitas yang sudah dilakukan merupakan bagian penting dari realisasi rencana aksi guna mencapai visi dan membangun kebersamaan antar subak dan pekaseh terutama yang masuk dalam kawasan WBD Catur Angga Batukau.

Untuk memperkuat peran dari Forum Pekaseh Catur Angga Batukau maka perlu dibuat awig-awig yang memuat aturan adat yang harus dipenuhi oleh setiap pekaseh dan krama subak, sebagai pedoman dalam bersikap dan bertindak terutama dalam interaksi dan mengelola subak khususnya dalam kawasan WBD Catur Angga Batukau. Meskipun masih dalam bentuk draf, inisiatif ini perlu mendapat apresiasi karena tujuan utamanya untuk mengatur pengelolaan subak berdasarkan perspektif bersama sebagai situs WBD, membangun kerja sama untuk kelestarian subak dan meningkatkan kesejahteraan krama subak yang adil dan makmur.

Cerita Lainnya

+ There are no comments

Add yours