Forum Pekaseh Catur Angga Batukau Laksanakan Pemetaan Partisipatif

Pekaseh menyimak pemaparan penggunaan GPS. (SAMDHANA/Sandika)


Oleh Sandika Ariansyah

Sebagai bagian dari proses pemberdayaan mengenal ruang kelola melalui sebuah peta. Dimana Peta yang dihasilkan bisa digunakan sebagai alat untuk mengenal wilayah subak secara visual/gambar, alat untuk melakukan monitoring dan advokasi. Pada 3-5 November 2014 lalu para pesakeh yang terhimpun dalam Forum Pekaseh Catur Angga Batukau melaksanakan pelatihan pemetaan partisipatif. Pelatihan ini dipusatkan di Balai Banjar Keloncing, Desa Wongaya Gede, Kabupaten Tabanan-Bali.

Kegiatan ini merupakan inisiatif bersama setelah pemetaan foto udara melalui drone (pesawat tanpa awak) sudah dilakukan di Subak Jatiluwih. Dimana inisiatif pemetaan tersebut direplikasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Tim Bukapeta pada 19 subak lainnya yang masuk dalam kawasan Warisan Budaya Dunia (WBD) di Subak Catur Angga Batukau.

“Kegiatan pelatihan pemetaan ini tentunya sangat berguna bagi para pekaseh dan krama subak yang masuk dalam WBD. Melalui teknologi drone, kami dapat mengenali wilayah kami melalui foto udara”, jelas I Nyoman Sutama Pekaseh Subak Jatiluwih.

Selama tiga hari, para pekaseh aktif belajar mengenal ruang melalui foto udara serta membuat peta secara partisipatif. Nilai penting dari kegiatan ini untuk penguatan dan pemberdayaan pekaseh serta petani subak dalam mengenal ruang kelola subak. Dalam hal ini mereka adalah pemilik sekaligus pelaku utama yang seharusnya mendapatkan perlindungan dan pemberdayaan dalam mempertahankan dan melestarikan keberadaan subak.

Pada prinsipnya, konsep dasar dari pelatihan pemetaan adalah sama yaitu dimulai dari pengenalan peta, belajar GPS (Global Positioning System), membaca peta dan komponen pendukung dari sebuah peta, serta membuat sebuah peta tematik. Yang menarik dari pelatihan ini menggunakan foto udara sebagai peta dasar. Teknologi ini merupakan terapan dari drone yang saat ini sudah bisa digunakan oleh sipil seperti dalam kegiatan pemetaan.

“Pelatihan sangat bermanfaat dan berharap bisa dilanjutkan sehingga kami bisa membuat peta tematik sendiri menggunakan foto udara. Selain itu, proses pendampingan juga harus terus dilakukan kepada Forum Pekaseh, jangan kami dibiarkan jalan sendiri”, jelas I Wayan Watera Pekaseh Subak Keloncing.

Sampai saat ini seluruh peta subak yang masuk WBD di wilayah Catur Angga Batukau di Kabupaten Tabanan masih dalam proses analisis oleh Tim Bukapeta, setelah selesai seluruh peta akan diberikan kepada 20 Pekaseh sehingga para pekaseh memiliki peta subak di wilayahnya masing-masing. Kemungkinan akan ada pertemuan lanjutan untuk verifikasi dan penyerahan peta tersebut kepada para pekaseh.

Cerita Lainnya

+ There are no comments

Add yours