Piter Nela Nouw, penerima manfaat program Pendidikan Pengajar Perempuan Adat Papua sudah mulai mengikuti kursus bahasa Inggris di Kabupaten Jayapura, Papua. (dok. Piter Nela Nouw,)
Oleh Naely Himami*
Halo teman-teman!
Perkenalkan saya Piter Nela Nouw atau yang akrab disapa Nela. Saya adalah penerima manfaat program #Dukung Pendidikan Pengajar Perempuan Adat Papua melalui KitaBisa.com yang digalang oleh Samdhana Institute.
Saya bercita-cita ingin memajukan kampung, salah satunya melalui bidang farmasi. Saya ingin belajar tentang farmasi, karena lulusan farmasi berkesempatan bisa bekerja di rumah sakit, klinik, membuka usaha obat-obatan, dan menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan. Namun, keterbatasan finansial dan kondisi keluarga, merubah perjalanan hidup ini.
Orang tua saya berprofesi sebagai petani di Kampung Rhepang Muaif, Distrik Nimbokrang, Papua. Uang dari hasil kebun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Menyekolahkan anak-anak yang berjumlah tujuh orang hingga ke perguruan tinggi, tentu terasa berat bagi mereka.
Kesulitan ekonomi membuat kakak-kakak saya bekerja setelah lulus SMA. Ada yang menjadi mantri di rumah sakit dan ada yang bekerja di Isyo Hills Birdwatching. Adik saya yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena kondisi ekonomi keluarga yang kesulitan di masa pandemi. Kini, tinggal dua saudara saya yang masih bersekolah.
Saya menetapkan hati untuk menjadi petani untuk membantu ayah dan ibu membiayai sekolah adik-adik dan membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Saya sempat berumah tangga, namun kini saya berjuang membesarkan buah hati tercinta seorang diri, setelah rumah tangga saya berakhir dengan perpisahan karena KDRT.
Saya melawan rasa trauma, takut dan perasaan sedih karena gagal mewujudkan impian dengan mengajar di Sekolah Alam Yombe Yawa Datum. Kegiatan mengajar telah berlangsung sejak 2020 bersama Mama Regina dan Febi.
Kami mengajarkan siswa tentang budaya, termasuk bahasa daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang sumber daya alam, baik flora dan fauna termasuk pengolahanya untuk kebutuhan sehari-hari. Serta, pemanfaatan hasil hutan untuk kesehatan dan untuk dijadikan kerajinan tangan seperti noken dan hiasan dari kulit pohon.
Sekolah ini mengajak anak-anak dari Suku Namblong sebagai generasi penerus akan pengetahuan adat mengenai lingkungan seperti menjaga dan merawat hutan dan tanah adat, serta pemanfaatan hasil hutan untuk kebutuhan pangan, kesehatan keluarga sehari-hari yang telah diajarkan turun temurun. Dengan harapan agar adat budaya tidak hilang oleh perubahan zaman.
Selain itu, saya juga miliki keinginan agar budaya Suku Namblong dapat dikenal atau diketahui oleh orang-orang dari luar Indonesia. Kampung Rhepang Muaif sendiri sudah lama memanfaatkan wilayah dan hutan adat mereka untuk menjadi kampung wisata yang sudah banyak di kenal oleh wisatawan lokal maupun asing. Salah satu lokasi di kampung ini menjadi titik pengamatan burung cendrawasih. Lokasi ini juga melayani wisatawan untuk menginap dan menikmati suasan alam hutan dan kampung tersebut.
Walau tidak mudah, saya tidak menyerah. Saya percaya bantuan pasti datang. Puji Tuhan, lewat dari para donatur saya bisa berkesempatan memperoleh pendidikan kursus
Bahasa Inggris selama tiga bulan di Beyond Education English Course yang dimulai pada 1 Oktober lalu. Biaya yang dikeluarkan untuk kursus ini sebesar Rp. 2.898.000. Dana dukungan itu juga digunakan untuk membeli alat tulis sebesar Rp. 150.000, biaya transportasi Rp. 500.000, biaya internet Rp. 300.000, dan kebutuhan lainnya Rp. 250.000. Sehingga total dana yang telah disalurkan sebesar Rp. 4.898.000.
Saya dan keluarganya sangat senang dan berterima kasih kepada para donatur serta Samdhana Institute, sebagai inisiator program ini. Saya tidak sabar untuk memberi tahu dunia tentang keindahan Tanah Papua yang tersimpan di kampung dan membagikan ilmu ini ke pengajar dan siswa di sekolah adat dan sekolah alam lainnya.
Saya berharap nanti dapat memberikan pemahaman yang baik tentang budaya suku Namblong dalam bahasa Inggris kepada wisatawan asing.
Salam hangat,
Nela.
*Ditulis berdasarkan keterangan Nela