Revitalisasi Bahasa Malind sebagai Bahasa Ibu di Merauke

Belajar Bahasa Malind (Malind Mayan) bersama Mama Kristina Balagaize. (dok. Papua Paradise Center)

Riuh suara anak-anak bernyanyi dalam Bahasa Malind, bahasa daerah di Merauke terdengar dari balik ruang kelas. Mereka adalah siswa dari Sekolah Alam Paradise, sebuah lembaga pendidikan non formal yang berupaya merevitalisasi bahasa daerah.

Sekolah Alam Paradise atau SAP merupakan sekolah non-formal dibawah naungan Papua Paradise Center (PPC), sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan oleh Yune Angel, biasa dipanggil Kakak Une bersama suaminya, Marthen Ayub Luturmasse pada 2020. Mereka mendirikan sekolah non-formal ini berawal dari keinginan untuk mengisi kekosongan waktu anak-anak yang tidak bisa pergi ke sekolah pada masa pandemi COVID-19.

Sekolah ini kemudian semakin berkembang terutama setelah adanya kegiatan Menoken* di Bumi Anim Ha yang pertama kali dilakukan di bulan Mei 2021. Sejak itu, Sekolah Alam Paradise menjadi tempat dilaksanakannya berbagai kegiatan Menoken yang mempertemukan individu dan komunitas dari berbagai wilayah dan usia untuk saling berbagi isi noken pengetahuan, serta semangat dan inisatif dalam melestarikan alam dan budaya di Tanah Malind. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk pertemuan santai sehingga tercipta suasana belajar kontekstual yang riang gembira dan berdampak positif pada perkembangan anak didik Sekolah Alam Paradise.

Jumlah anak didik berkembang dari 20 anak di awal berdirinya SAP menjadi 60 anak setelah Menoken, dan kini telah terdaftar 132 anak yang terbagi menjadi 4 kelas (Bibit, Tunas, Ranting dan Pohon).

Kakak Une dan Ayub mengajar para siswa di sekolah ini dengan jadwal dua kali dalam seminggu bersama beberapa guru relawan. Kemampuan berbahasa daerah menjadi salah satu pelajaran yang diberikan di sekolah ini.

Belajar Bahasa Malind, Bahasa Daerah di Merauke

Suku Malind merupakan salah satu suku di Kabupaten Merauke yang tersebar di 20 distrik. Mereka memiliki bahasa daerah yaitu Bahasa Malind.

Sekolah Alam Paradise memberikan perhatian lebih terhadap pelestarian bahasa Bahasa Malind kepada anak-anak agar mereka tetap fasih berbahasa daerah dalam berkomunikasi sehari-hari.

“Kami serius memperhatikan pelestarian Bahasa Malind,” ungkap Kakak Une. Salah satu bentuk perhatian tersebut mereka tunjukkan dengan menyediakan dua guru Bahasa Malind, yaitu Mujina Kaize atau biasa dipanggil Mama Mujina dan Mama Kristina Balagaize.

Belajar kosa kata sehari-hari dalam Nahasa Malind dengan Mama Mujina Kaize. (dok. Papua Paradise Center)

Mereka mengajar sebanyak dua kali dalam seminggu yang dikemas dalam bentuk praktek langsung seperti bercerita, bernyanyi dan berhitung dalam Bahasa Malind.

Kemampuan anak-anak SAP dalam ber-bahasa Malind telah ditunjukkan di Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Papua yang diselenggarakan pada November 2023. Acara ini merupakan bagian dari program Revitalisasi Bahasa Ibu.

Sekolah Alam Papua merupakan satu-satunya sekolah non-formal diantara 10 sekolah formal yang berpartisipasi dalam acara itu. Tujuh anak-anak SAP berhasil meraih juara untuk kategori puisi, mendongeng, cerpen, dan musik rakyat.

“Kunci keberhasilannya adalah waktu berlatih yang cukup lama, dan semangat dari anak-anak, serta dedikasi yang tinggi dari para guru Bahasa Malind, bahasa ibu yang merupakan harta kekayaan warisan yang sangat penting bagi generasi Malind,” ujar Kakak Une.

Anak-anak Sekolah Alam Paradise yang berhasil meraih juara pada FTBI tingkat Papua. (dok. Papua Paradise Center)

Legalitas untuk Dorong Revitalisasi Bahasa Malind

Kakak Une menjelaskan bahwa di awal 2023 Papua Paradise Center (PPC) berhasil mengurus legalitas kelembagaannya dengan bentuk perkumpulan, setelah mendapat dorongan semangat dari Samdhana. Legalitas ini membuka kesempatan bagi PPC untuk bisa berbuat lebih banyak lagi.

“Karena sudah menjadi lembaga legal, kami menjadi satu-satunya LSM di Merauke yang bisa mengawal pembentukan Perda Perlindungan 22 Bahasa Ibu, bersama LAMI/Lembaga Adat Malind Imoh dan Balai Bahasa Papua, mulai dari pembuatan naskah akademis, sampai pengawalan ke Komisi III DPRD,” ujar Kakak Une. Ia berharap Bahasa Malind bisa dimasukkan ke dalam muatan lokal di semua sekolah formal dan di semua jenjang pendidikan di Merauke.

Hal ini juga menjadi agenda Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke yang berupaya mengembangkan dan melestarikan bahasa dengan menggunakan Bahasa Malind dalam berbagai bidang baik pendidikan, ekonomi, politik, olahraga, militer dan bidang lain.


Cerita Lainnya