Menemukan Ketangguhan di Masa Krisis

Sebuah keluarga dan anak muda Suku Meruvu di Bukidnon Selatan, Filipina. (SAMDHANA)


Suku Menuvu di Bukidnon Selatan dan Cotabato Utara, Filipina, berjuang lebih dari biasanya untuk kebutuhan mereka pada tahun 2020. Pandemi COVID-19 telah memotong sumber pendapatan masyarakat yang umumnya bekerja sebagai buruh tani. Federasi KITAPID (Kirinteken, Ilentungen, Talaandig, Pulangiyen, Ilembaken dan Dungguanen) mewakili komunitas sub-suku Menuvu di Bukidnon Selatan berupaya mencari solusi bagi suku yang mereka wakili. Meskipun kebutuhan semua anggota masyarakat meningkat, mereka berdedikasi untuk membantu para lansia di komunitas yang sehari-harinya bergantung pada anggota keluarga lainnya untuk makanan. Banyak dari para lansia ini, yang berusia 70 tahun atau lebih dianggap paling rentan di komunitas, juga memiliki pengetahuan berharga tentang sejarah dan praktik di dalam komunitas. Melalui dukungan EarthAction, dan bermitra dengan Samdhana, KITAPID dapat mendistribusikan bantuan pangan berupa 25 ribu bungkus beras untuk sekitar 475 lansia di berbagai komunitas.

Pandemi telah memperburuk masalah yang dihadapi Suku Menuvu, terutama konflik yang berasal dari klaim kepemilikan dari masyarakat pendatang di wilayah Menuvu. Beberapa tokoh masyarakat sudah menerima ancaman pembunuhan karena mereka menegaskan kepemilikan tradisional dan hak mereka atas tanah yang diperebutkan, sementara ada kasus kematian dan kekerasan yang dipicu konflik tanah. Beberapa otoritas desa menolak untuk mengakui wilayah Menuvu. Protokol pandemi dan karantina memperburuk keadaan karena pihak berwenang menggunakan alasan ini untuk memantau pergerakan anggota komunitas. Mereka tidak dapat pergi ke desa lain meskipun desa tersebut berada di dalam wilayah leluhur mereka karena persyaratan perjalanan yang ketat yang diberlakukan di perbatasan geo-politik desa dan kotamadya.

Karantina juga mempengaruhi perempuan di komunitas. Kesulitan untuk mendapatkan penghasilan yang cukup telah berdampak pada kesehatan mental mereka. Banyak dari mereka khawatir tentang bagaimana mendapatkan makanan untuk keluarga, kesehatan anak-anak dan suami mereka serta berusaha untuk mengumpulkan makanan apa saja yang bisa mereka bawa.

Meskipun bantuan pangan adalah inisiatif kecil, mendistribusikan persediaan beras tidaklah mudah. Beberapa komunitas menganggap negatif niat KITAPID. Di komunitas Menuvu yang terpecah belah karena konflik tanah, mereka menganggap pimpinan KITAPID sebagai lawan, sementara yang lain menganggapnya sebagai taktik politik. Sehingga bantuan beras tidak disambut baik dan KITAPID harus menyusun kembali strategi pendistribusian bungkus beras lainnya ke komunitas lain. Pembatasan perjalanan menunda aktivitas distribusi. Namun setelah pemuka berhasil mendapatkan kepercayaan, masyarakat bekerja sama untuk meneruskan bekal beras kepada para lansia yang benar-benar membutuhkannya. ###

Cerita Lainnya

+ There are no comments

Add yours