Mengelola Kekayaan Wilayah Adat: Mengamati Kemandirian Komunitas Adat San Juan dan Oaxaca di Mexico

Anggota Tim Scooping Mission, Mirza Indra (Direktur Pemberdayaan Ekonomi dan Pengelolaan Sumberdaya Alam Lestari (PEPSAL)-AMAN) dan Ap Aristoteles – Kepala KPH Kabupaten Biak – Propinsi Papua.

Komunitas San Juan yang tinggal di Nuevo San Juan Parangaricutiro di negara bagian Michoacán di Mexico telah berhasil dan sukses membangun kewirausahaan hutan masyarakat (Community Forest Enterprise). Mereka mengembangkan beberapa usaha ekonomi yang memanfaatkan hutan secara lestari untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas masyarakat. Dari pembagian wilayah komunal sebesar 70% dari wilayah Mexico (yaitu wilayah yang dikuasai dan dikelola oleh komunitas adat dan tidak boleh diperjual-belikan), komunitas adat ini berhasil memiliki dan mengembangkan lebih dari 10 perusahaan yang telah berjalan dan menghasilkan keuntungan. Mempekerjakan ribuan orang yang semuanya adalah berasal dari warga komunitas adat itu sendiri. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain: Perusahaan Kayu Bulat dan Olahan (sudah mendapatkan sertifikasi FSC), Perusahaan Air Minum/Air Kemasan, Perusahaan Benih dan Pembibitan Tanaman Hutan, Perusahaan Pertanian Hortikultura/Sayuran Rumah Kaca (Green House), Perusahaan Ekowisata, Pupuk Organik, Perkebunan Buah Alpukat Organik (untuk diekspor ke USA), Toko / Supermarket milik komunitas, Pengolahan Resin/Getah Pinus, dan sedang merintis mengembangkan 10 perusahaan baru lainnya.  Luas wilayah komunal yang mereka kelola adalah 18.138 Ha.

Pencapaian inilah yang coba diamati dan dipelajari oleh Tim Scooping Mission yang terdiri dari: Arifin Monang Saleh (Deputi III PB AMAN), Mirza Indra (Direktur Pemberdayaan Ekonomi  dan Pengelolaan Sumberdaya Alam Lestari (PEPSAL)), Neni Rochaeni (The Samdhana Institute) dan Ap Aristoteles – Kepala KPH Kabupaten Biak – Propinsi Papua serta didampingi oleh 2 orang dari The Rights and Resources Initiative – RRI Washington office, pada kunjungan mereka ke komunitas-komunitas adat di Mexico, 1-12 Juni 2016  lalu.

Kunjungan dilakukan untuk melihat secara langsung praktik-praktik pengelolaan hutan oleh komunitas di Mexico, berbagi pengalaman bersama tentang inisiatif dan pengalaman Community Forest Enterprise (CFE) di Mexico, sekaligus menyusun strategi belajar dan berbagi sumber daya dalam rangka mengawal agenda bersama ditingkat lokal dan kebijakan pendukung ditingkat nasional tentang CFE masyarakat adat / komunitas lokal di Indonesia.

Komunitas adat ini telah menempuh jalan panjang membangun gerakan masyarakat adat untuk merebut kembali wilayah komunal komunitas, memaksa pemerintah untuk mengakui dan mengembalikan wilayah komunal mereka, membentuk dan membangun organisasi yang kuat, membuat Peta, dan menyusun Perencanaan dan Pemanfaatan Ruang Wilayah Adat.

Uzachiii

Menariknya, komunitas ini juga membuat kesepakatan mengelola kekayaan wilayah adat secara mandiri dimulai dengan menjual sumber daya kayu yang tersedia di wilayah adat untuk mendapatkan modal awal membangun perusahaan-perusahaan. Kemudian perusahaan berkembang cukup maju, mampu menyediakan lapangan pekerjaan dan pendidikan bagi warga khususnya para pemuda (laki-laki dan perempuan) yang seluruhnya berasal dari warga komunitas, memberikan sumber pendapatan ekonomi, sehingga pemuda/pemudi tidak pergi meninggalkan kampungnya.

Seluruh pengambilan keputusan dilakukan oleh General Assembly (Musyawarah) yang dihadiri oleh utusan tiap keluarga di komunitas yang berjumlah 1.254 dari total 10.000 warga. Pertemuan dilakukan secara swadaya.  Keputusan yang diambil oleh General Assembly antara lain mengenai penyisihan keuntungan untuk pengembangan usaha baru, dan hal-hal terkait keanggotaan.  Didalam struktur organisasi ini dibawah General Assembly ada dua bagian penting yaitu: bagian operasional/manajemen (yang mengelola perusahaan-perusahaan) dan bagian pengawasan (yang akan mengawasi pekerjaan operasional/manajemen).

Tim Scooping Mission juga mengunjungi organisasi Masyarakat adat UZACHI di Oaxaca. Komunitas ini mengadopsi sistem pengambilan keputusan atau pengorganisasian yang dilakukan komunitas San Juan, hanya perbedaannya adalah organisasi disini terdiri dari 4 komunitas adat: Komunitas La Trinidad, Komunitas Capulalpam, Komunitas Xiacui, Komunitas Comaltepec.

uzachii_web

Hal yang mengagumkan dari kedua contoh wirausaha komunitas ini adalah kemampuan mereka mengelola sumberdaya manusia termasuk menjaga etos kerja, sehingga usaha mereka tetap berlanjut dan mendapat kepercayaan pasar atau pihak pembeli.

Cerita Lainnya

+ There are no comments

Add yours