Temu Pasar, Pomosi Hasil Kegiatan Konsorsium Ekonomi Hijau Kolaka di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara

Neni Rochaeni, Penanggung Jawab program Samdhana Kolaka saat memberikan paparan pembukaan Temu Pasar dan Peluncuran Pupuk Bokashi “Alam Mekongga”. Foto : Hindun for Samdhana

Setelah berproses selama lebih dari 1 tahun, Konsorsium Ekonomi Hijau Kolaka (KEHK) akhirnya merilis kegiatan Temu Pasar pada 15 Januari 2018. Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Sutan Raja tersebut menghadirkan petani/anggota kelompok penerima manfaat dari 40 desa di 8 kecamatan di Kabupaten Kolaka, para pelaku bisnis (khususnya terkait pertanian), dan wakil pemerintah.

Temu Pasar dimaksudkan untuk mempromosikan hasil kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan sejak Juli 2016. Inti kegiatan Temu Pasar ini adalah pemaparan dan dialog antara kelompok masyarakat dengan pelaku bisnis dan pemerintah, sebagai bagian dari upaya membangun jejaring pasar serta keberlanjutan kegiatan yang telah diinisiasi KEHK,  Selain pemaparan dan dialog, dilakukan pula peluncuran Pupuk Bokashi ‘Alam Mekongga’, pameran foto kegiatan, pameran produk makanan/olahan berbahan baku jahe. .

Ibu Lenny, ketua kelompok dari desa Sopura memaparkan bahwa setelah mengikuti kegiatan proyek ini ia menjadi berani tampil di publik, dan bersama anggota kelompoknya telah memproduksi berbagai jenis makanan kecil yang sudah berhasil dipasarkan di beberapa warung makan di Kolaka.  Sedangkan Wahruddin, ketua kelompok dari desa Wowoli menyampaikan kegembiraannya karena pupuk bokashi yang diproduksinya bersama anggota kelompok telah menunjukkan hasil, dimana sayuran dan tanaman hias di pekarangan yang telah diberi bokashi tumbuh lebih subur. Ini memikat para tetangga untuk mencoba dan membeli pupuk bokashi buatan kelompok, sehingga kini kelompok mempunyai sumber penghasilan tambahan.

Setelah mendengarkan paparan dari perwakilan kelompok petani, Asisten II Bupati Kolaka, Dr. Ir. H. Muh. Kasim Madaria, MM mengapresiasi langkah yang telah dilakukan KEHK dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kolaka. Pihaknya mengharapkan konsorsium terus melakukan hal semacam ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk kelompok perempuan.

“Tidak perlu ada keraguan, di desa terbuka untuk anggarannya, kelompok Bokashi dan jahe bisa ikut dalam Musrembang desa. Jadi apa yang telah dibuat oleh masyarakat sehingga pemerintah desa bisa membantu,” papar Kasim.

Dukungan senada juga disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Ekonomi Bapedda Kabupaten Kolaka, Bachtiar S. Menurutnya program konsorsium yang menyasar langsung kepada masyarakat, sejalan dengan program pemerintah Kolaka yang menyasar pembangunan pariwisata. Pemerintah Kolaka mengharapkan industri kecil sejalan dengan pariwisata.

“Ini bisa diikutkan dalam event-event yang diselenggarakan Pemerintah Kolaka seperti pameran pembangunan, disitu bisa dipamerkan hasil-hasilnya. Di Tamborasi sedang dibangun tempat-tempat kuliner, mungkin disitu bisa juga kalau ada yang berkecimpung di kuliner. Ada potensi-potensi yang memang perlu ada promosi, ini inisiatif dari kita sendiri,” terang Bachtiar.

Sedangkan wakil ketua penggerak PKK Kabupaten Kolaka yang juga hadir pada temu pasar ini, antusias untuk membantu menindaklanjuti hasil yang sudah dicapai dan mengkomunikasikan kepada ketua penggerak PKK. Pihaknya mengapresiasi tema kegiatan yang diambil, yaitu kesetaraan gender dan berbasis Dasawisma.

“Insya Allah nanti kami akan bisa bantu. Cari lahan yang betul-betul bisa dimanfaatkan dan tidak mengganggu. Kita sosialisasikan, ketemu ibu ketua, dibantu dihubungkan dengan BUMN dan BUMD sehingga nanti bisa dibantu,” tutur Hj. Ende Jayadin, Wakil Ketua PKK.

Sementara itu Bapak Alex, pelaku bisnis jahe dari Kendari yang sengaja hadir untuk melihat langsung potensi jahe kelompok tani dampingan KEHK mengaku senang. Pihaknya melihat prospek bagus untuk kebutuhan 25 ton jahe per minggu yang akan diekspor ke Bangladesh dan India.

“Biasanya saya ke daerah Moramo yang merupakan sentra jahe tapi stoknya kurang sehingga saya keliling dari kampung ke kampung. Kebetulan saya mendapat informasi mengenai kegiatan ini. Untuk daerah Moramo pengumpulan jahe tidak perbulan hanya saat musim panen saja. Bulan Agustus kemarin hanya mampu 10-15 ton, sementara yang kami butuhkan 25 ton,” tukas Alex.

Temu Pasar adalah rangkaian kegiatan dari sebuah proyek berjudul: “Meraih Keadilan Jender dalam Inisiatif Perbaikan Lingkungan dan Ekonomi”. Proyek ini telah dilaksanakan di Kabupaten Kolaka dalam periode Juli 2016 sampai Desember 2017 lalu. Proyek ini merupakan bagian dari Proyek Kemakmuran Hijau Millenium Challenge Account Indonesia (MCA-Indonesia), dilaksanakan oleh Konsorsium Ekonomi Hijau Kolaka (KEHK) yang terdiri dari Perkumpulan Institut Samdhana, Perkumpulan Perempuan Perduli Lingkungan (P3L), Yayasan Pengembangan Pelayanan Publik (YAPPLIK), dan Koperasi Tanggetada Bersinar.

Proyek ini muncul sebagai respon atas banyaknya limbah pertanian (dan peternakan) di Kabupaten Kolaka yang cenderung dibiarkan menumpuk, tumpukan limbah ini mengakibatkan polusi lingkungan dan menimbulkan masalah kesehatan bagi penduduk.  Melalui proyek ini KEHK mengajak masyarakat di 40 desa dari 8 kecamatan di Kabupaten Kolaka untuk membentuk kelompok, yaitu 3 kelompok per desa, setiap kelompok beranggotakan 7 orang dimana 4-5 anggota diantaranya adalah perempuan. Total ada 120 kelompok, dengan jumlah keseluruhan anggota: 840 orang.

Kelompok tersebut kemudian mendapatkan berbagai program untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menjaga lingkungan, mengurangi limbah pertanian dengan cara mengolah limbah tersebut menjadi pupuk bokashi, dan mengurangi penggunaan pupuk kimia, serta meningkatkan produktivitas/sumber ekonomi rumah tangga (antara lain melalui budidaya jahe) di Kabupaten Kolaka.

Cerita Lainnya

+ There are no comments

Add yours