Peluncuran DGM Indonesia di arena #KMANV, Medan. (SAMDHANA/Sandika)
Oleh Ratna Pawitra
Setelah melalui persiapan selama 2 tahun, Dedicated Grant Mechanism Indonesia (DGM-I) atau Mekanisme Hibah Terdedikasi di Indonesia diluncurkan Jumat, 17 Maret 2017, di Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) ke-5. Mekanisme Hibah ini terfokus untuk membantu masyarakat adat dan komunitas lokal.
Perjalanan panjang mempersiapkan DGM-I dimulai dengani diskusi antara AMAN dan Dewan Kehutanan Nasional (DKN) yang mengidentifikasikan adanya kebutuhan untuk memiliki mekanisme hibah yang terdedikasikan untuk membangun kapasitas dan penghidupan masyarakat adat dan komunitas lokal. Dengan dukungan dari Bank Dunia di bawah payung Program Investasi Hutan, pendanaan hibah telah dialokasikan untuk digunakan dalam masa empat tahun.
Abdon Nababan, Sekjen AMAN 2012-2017 menyambut baik inisiatif DGM-I yang memastikan mekanisme untuk masyarakat adat dan komunitas lokal (MAKL) agar berjalan dengan baik.
“Mekanisme ini kita mulai dengan pendanaan di Bank Dunia, tapi sebenarnya kita ingin seluruh pendanaan yang ada hubungannya dengan wilayah adat punya mekanisme yang sama seperti ini”, terangnya.
Pada tahap persiapan telah dibentuk – Dewan Pengarah Nasional yang dalam dokumen program disebut National Steering Committee (NSC), terdiri dari sembilan orang: tujuh orang mewakili wilayah Jawa, Sumatera, Bali – Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua, satu orang yang mewakili kelompok perempuan dan satu orang yang mewakili masyarakat setempat, serta tiga anggota non-voting dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dewan Kehutanan Nasional dan Bank Dunia akan bertanggung jawab untuk melakukan seleksi proposal. Samdhana Institute sebagai National Executing Agency – Badan Pelaksana Nasional program DGM-I dan Sekretariat NSC akan membantu dalam pelakasanaan program harian.
Prioritas DGM-I bertujuan untuk memperkuat kapasitas masyarakat adat dan komunitas lokal untuk memperoleh akses yang aman dan adil – dan kontrol atas – hutan dan lahan pertanian. Menurut Yunus Ukru, perwakilan NSC, “Pelaksanaan kegiatan di masa depan dianggap penting untuk digunakan sebagai panutan untuk dalam melaksanakan program berkeberlanjutan”.
Acara peluncuran ini dihadiri oleh Senior Disaster Risk Management Specialist dari Bank Dunia, Iwan Gunawan. Ketua Dewan Pengarah Samdhana Institute, Suraya Afif. Co. Chair DGM Global DGM Global, Grace Balawag. Perwakilan Mesoamerican Alliance for People and Forest, Candido Mezua.
Dalam sambutannya Iwan menegaskan komitmen Bank Dunia untuk membantu Indonesia mengelola bentang alam secara lestari dan berkelanjutan, salah satunya melalui DGM Indonesia yang menjadi bagian dari program global. “Ada 6 negara yang masuk dalam kelompok pertama ini, diantaranya adalah Brazil, Burkinafaso, Ghana, Kongo dan Indonesia. Khusus untuk Indonesia kami dengar ini adalah salah satu yang lingkup kegiatannya dirumuskan dari bawah”.
Selain seremoni yang dihadiri Kepala Kantor Staf Preseden (KSP), Teten Masduki, juga memperkenalkan para anggota NSC: Yunus Ukru sebagai ketua serta mewakili Region Maluku, Mina Setra sebagai wakil ketua serta mewakili Region Kalimantan, Debby Rambu K sebagai sekretaris anggota dan perwakilan perempuan komunitas lokal, Bata Manurun perwakilan dari Region Sulawesi, Def Tri Hamri perwakilan dari Region Sumatera, George Weyasu perwakilan dari Region Papua, Surti Handayani perwakilan perempuan adat, Tri Indana perwakilan dari Region Jawa, Lalu Prima Wiraputra perwakilan dari Region Bali-Nusa Tenggara.
Call for Proposal DGM-I diharapkan akan dimulai dalam waktu dekat. Pengumuman mengenai Call for Proposal akan diposting di website DGM Indonesia ini.
+ There are no comments
Add yours