Jeff Sayer (Fellow Samdhana) dan Yunus Yumte sebagai panelis dalam beberapa Lokakarya. (SAMDHANA)
Di Hawaii US, selama 10 hari (1-10 September 2016) sekitar 10.000 delegasi dari seluruh dunia yang terdiri dari 170 perwakilan pemerintah, ilmuan, LSM, Masyarakat adat dan bisnis akan mengambil bagian dalam IUCN World Conservation Congress untuk sharing dan diskusi pengetahuan serta rapat bersama menentukan mosi, rekomendasi dan rencana kerja IUCN selama 4 tahun kedepan. Samdhana Insitute turut berpartisipasi sebagai bagian dari 1300 jejaring anggota, sekretariat, komisi, penasehat, kantor regional, donor dan mitra IUCN yang bekerja dalam bidang lingkungan.
World Conservation Congress adalah event 4 tahunan yang dilaksanakan oleh IUCN sebagai lembaga jejaring konservasi terbesar di dunia untuk mengumpulkan semua fakta, analisis pengetahun, pengalaman dan rekomendasi serta kemudian merakai konsensus dan arah kerja-kerja bersama merespon tantangan kekinian dan masa depan dari konservasi sumber daya alam. Event ini di mulai sejak tahun 1948, dan diadakan setiap 2-4 tahun di seluruh pelosok dunia. Dari beberapa kongress sebelumnya capaian dan kesepakatan penting dalam membangun konsensus untuk pembangunan lingkungan berkelanjutan telah melahirkan beberapa kesepakatan dan prinsip seperti diantaranya: CITES, CBD dan Konvensi Ramsar.
Tahun ini, kongres mengusung tema ‘Planet at a crossroad’ untuk merefleksikan perdebatan tentang pembangunan berkelanjutan di tengah pesatnya pertumbuhan penduduk global. Hawaii dipilih sebagai tempat pelaksanaan kongress ini karena dianggap merefleksikan bagaimana ilmu pengetahuan tentang konservasi, nilai adat, kepercayaan dan perubahan nilai komunitas berjalan dalam satu upaya keseimbangan alam. Kongres IUCN tahun ini menjadi salah satu ajang terbesar setelah perjanjian iklim Paris (Paris climate agreement) dan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable development goal) di New York yang dilaksanakan di Tahun 2015 lalu.
Terkait tema konggres, Presiden IUCN Zhang Xinsheng menguraikan visinya di pembukaan Kongres. “Planet kita sudah pasti di persimpangan jalan. Jalan yang kita ambil sebagai komunitas global, dan bagaimana kita memilih untuk berjalan menyusuri jalan yang dalam beberapa tahun ke depan, akan menentukan peluang manusia untuk generasi mendatang. Keputusan ini juga akan mempengaruhi batas peluang mereka. Seperti kita ketahui bersama, ada batasan untuk apa yang dapat diberikan Bumi kita, dan terserah bagaimana kita membuat keputusan hari ini yang akan memastikan sumber daya masih ada disini besok,”
Keseluruhan acara World Conservation Congress IUCN 2016 dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
- Pembukaan dan pre-forum yang dilaksanakan pada tanggal 1 September 2016.
- Forum diskusi dan sharing pengetahuan yang dilaksanakan pada tanggal 2 – 5 Septmber dalam bentuk workshop, pavilion event, pameran, poster, knowledge café dan kampus konservasi. Sekitar 600 event dengan topik dan cakupan ide konservasi yang berbeda akan tersaji didalam forum-forum diatas. Selain forum utama yang terpaket dalam program utama forum, beberapa site event seperti regional members meeting dan donor sites event juga dilaksanakan dalam periode waktu ini.
- General Assembly: dimana 1300 anggota, komisi, penasehat, staff kantor regional dan sekretariat akan melaksanakan rapat bersama menyepakati resolusi, melakukan voting terhadap mosi yang belum disepakati, memberikan inputs program dan memilih komisi dan president IUCN.
Selain forum dan assembly yang diperuntukan khusus untuk jejaring IUCN secara global, forum dan exebition hall juga dibuka untuk umum dengan beberapa kegiatan non program utama lainnya yang dilaksanakan seperti google sites event, mural painting dan traditional hawaian musical performance. Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengenal konservasi dan pentingnya menjaga lingkungan juga menjadi thema khusus dari IUCN Kongres kali ini.
Samdhana Institute aktif ambill bagian sebagai pembicara / panelis (Yunus Yumte) di beberapa Lokakarya, yaitu Workshop tanggal 3 September tentang: “Indigenous Community and Land Rights: Realizing a New Conservation Ethic”, bersama-sama dengan pembicara dari Kolombia dan DRC. Pada 4 September mengikuti Workshop on Accessing Global Finances: Funding Opportunities for IPs and Local Communities, dan workshop tentang Biodiversity Offsetts, dan Forest Pavilion Panel on locally managed primary forests tanggal 5 september. Samdhana juga terlibat mendukung kegiatan mural “Planet di A Crossroads” bersama fellow Samdhana Intu Boedhihartono dari James Cook University. Fellows Samdhana lain juga aktif berpartisipasi, yaitu Jeff Sayer, Dami Buchori, Nonette Royo dan Cristi Nozawa. Cristi merupakan Regional Vice Chair for Southeast Asia of the IUCN World Comission on Protected Areas.
Selain Samdhana Institute, beberapa organisasi pemerintah dan Non Pemerintah dari Indonesia yang terdaftar sebagai anggota IUCN juga ikut ambil bagian dalam kongres ini. Keterlibatan Indonesia adalah pengakuan sebagai salah satu negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia dan komitmen terhadap perlindungan lingkungan dan pengelolaan sumberdaya alam secara lestari. Beberapa anggota IUCN di Indonesia antara lain: Direktorat Jendral PHKA di Kementerian Lingkungan dan Kehutanan, Conservation International Indonesia dan Keanekaragaman Hayati – Indonesia (KEHATI). Kehadiran delegasi Indonesia merupakan bagian dari upaya mendiseminasikan pencapaian Indonesia dalam perlindungan keanekaragaman hayati dan beberapa persoalan yang masih menjadi penghambat upaya pembangunan dalam kode konservasi yang bermanfaat.
Diharapkan kongres ini akan menjadi ruang dan kesempatan untuk mengesampingkan perbedaan, membangun semangat dan bekerja bersama membangun tata kelola lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik dan bermanfaat, dengan melibatkan semua komponen masyarakat untuk berbagi secara adil tanggung jawab dan manfaat dari konservasi lingkungan dan sumberdaya alam.
Lebih detail tentang WCC silakan lihat:
+ There are no comments
Add yours