Menjaga Kemenangan Hutan Papua di Mangroholo dan Sira

Kampung Mangroholo dan Sira, Sorong, Papua Barat. Foto : Een Irawan P
Kampung Mangroholo dan Sira, Sorong, Papua Barat. Foto : Een Irawan Putra

Kampung Sira adalah salah satu kampung yang terdapat di Distrik Saifi, Kabupaten Sorong Selatan yang sebelumnya tergabung didalam Distrik Seremuk. Jumlah penduduk dikampung Sira sebanyak 178 jiwa dengan total kepala keluarga 38 KK. Diwilayah ini masih menghampar luas hutan tropis dengan tajuk yang rapat.

Kampung Mangroholo yang terletak di lembah dan Kampung Sira di bagian perbukitan adalah bagian dari lansekap Adat Knasaimos yang merupakan rumah bagi pepohonan Merbau (Instia bijuga), Nyatoh, Damar dan Gaharu. Kayu keras seperti matoa, eboni, lenggua dan damar merah sangat mudah untuk ditemui. Lembah ini juga merupakan rumah bagi beragam jenis anggrek serta fauna langka seperti kura-kura air tawar dan landak. Lokasi ini juga merupakan lokasi gambut dengan ketebalan rendah.

Di Kampung Sira dan Kampung Manggroholo merupakan kampung yang masih mempertahankan hutan-hutan adat mereka. Hutan adat ini berada dibawah marga atau sering disebut hutan marga. Di kampung ini terdapat beberapa marga, diantaranya adalah marga kladit, seremere, sesa, serefle, wagarefe, sagisolo dan kolinggia.

Menurut Alfred Kladit, salah satu tokoh masyarakat Kampung Sira, seluruh masyarakat yang ada di Kampung Sira adalah warga suku knasaimos. Mereka masih memegang teguh kearifan masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan hasil hutan.

“Kami yang di kampung ini sangat butuh hutan. Hutan adalah sumber penghidupan kami, Perusahaan atau pun pemerintah tidak boleh tebang pohon-pohon yang ada dikampung ini”, ungkapnya.

Kawasan hutan kampung ini dan beberapa kampung lainnya selalu menjadi incaran para pelaku industri yang ingin mengambil kayunya. Aktivitas illegal loging sempat menghancurkan sebuah kawasan hutan yang ada di Kampung Melaswat. Para cukong kayu memanfaatkan hutan adat mereka dengan menerapkan sistem Koperasi Masyarakat (Kopermas) untuk menebang pohon-pohon yang ada dikawasan hutan tersebut. Namun sejak dilakukan operasi hutan lestari pada tahun 2005, aktivitas illegal loging ini berhenti.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Negeri Papua (UNIPA) menyebut, penebangan ilegal pernah terjadi pada lokasi ini pada 2006. Tahun ini lokasi yang sama kembali tertekan oleh investasi perkebunan kelapa sawit yang dapat menghancurkan tanaman asli Sagu dan tanaman obat yang dimanfaatkan masyarakat sejak generasi sebelumnya.

Sagu dan talas merupakan sumber pangan utama di kampung ini, tak heran pohon-pohon sagu banyak tersebar. Aset yang sangat berharga dan dijaga betul oleh masyarkat Kampung Sira dan Kampung Manggoroholo. Mereka tidak bisa dilepaskan dari pohon sagu.

Sejak November 2014 lalu, Masyarakat adat di sekitar hutan Mangroholo-Sira mendapatkan izin kelola hutan desa seluas 3545 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Izin hutan desa pertama di Papua Barat ini bermula sejak 2009, saat masyarakat kampung Mangroholo dan Sira melakukan protes di tengah hutan. Kala itu mereka mendesak para pemangku kepentingan agar tidak memberikan izin pengembangan kebun sawit di kawasan hutan tersebut.

Greenpeace Indonesia dan Bentara Papua, dua organisasi pendamping masyarakat, menyambut baik penyerahan Surat Keputusan (SK) izin hutan desa seluas 3545 hektar tersebut. Izin hutan desa itu mencakup kawasan hutan Mangroholo seluas 1.695 Ha dan Kampung Sira seluas 1.850 Ha.

Hampir 9 juta hektar hutan Papua telah diidentifikasi pemerintah untuk kepentingan pengembangan industri skala besar. Sementara dua juta hektar lainnya telah dialokasikan pemerintah untuk pengembangan pangan dan energi skala besar di di Merauke. Data Statistik Kawasan Hutan Kementerian Kehutanan menunjukan deforestatsi di Papua Barat sepanjang 2009 hingga 2011 telah mencapai 161,2 ha/ tahun, nilai ini meningkat signifikan menjadi 20.285,6 ha/ tahun pada 2011—2012.

Sumber : Diolah dan dikutip dari (1)“Jangan Hancurkan Hutan Papua”, Een Irawan Putra, 2011. (2) Kemenangan Hutan Mangroholo-Sira, Sorong Selatan Melawan Invasi Sawit, Cahayapapua.com, 2014.

Cerita Lainnya

+ There are no comments

Add yours