Workshop Modeling untuk Mitra Sumatra Simpul RRK dan Safeguard

Workshop ‘modeling’ mitra Sumatra, mencari pertanyaan kunci untuk menuliskan pembelajaran ‘Community Preparedness’ terhadap skema REDD+

Proses pembelajaran (lesson learned) berlangsungnya kegiatan “Kesiapsiagaan Masyarakat” terhadap skema REDD+ (community preparedness), penting di ketahui publik dan pemimpin daerah. Pertemuan mitra Samdhana di Riau April lalu telah merumuskan untuk dilakukan penulisan buku pembelajaran ini, selanjutnya pada 8-10 Mei di Bandar Lampung dengan difasilitasi Yayasan Konservasi Way Seputih, sebanyak 20 individu representasi mitra Samdhana Sumatra melakukan kajian bersama melalui pendekatan modeling.

Pendekatan ini sebagai bahan awal dalam penulisan hasil dan pembelajaran program kesiapsiagaan dini masyarakat terhadap REDD dari setiap simpul. Berupa kajian mendalam hasil kegiatan mitra ditingkat tapak dikaitkan dengan kebijakan yang diterapkan melalui analisis sebab akibat dari variabel indikator yang berkaitan. Peserta dalam workshop ini adalah mitra Samdhana simpul Rebut Ruang Kelola (RRK) dan simpul Community Safeguard, yaitu YKWS, QBAR, JKALAHARI Riau, KAWAN TANI, MITRA BENTALA, YRBI, YMI, WATALA , WBH, AKAR, AMAN Jambi, AMAN Indragiri Hulu dan AMAN Bengkulu.

Christian Bob Purba selaku fasilitator menekankan pentingnya kebutuhan pembuatan buku yang berisikan hikmah dan pembelajaran yang didasari oleh tingkat ke-kritisan di Sumatera. Tulisan merupakan   kumpulan   dokumentasi karya dari masing-masing simpul.

“Harapannya peserta sama-sama belajar membangun modeling, dari modeling dibuat ringkasan , modeling yang menjadi dasar ringkasan  dikembangan menjadi kompilasi tulisan. Dan pada akhirnya akan kita launching bebagai sebuah dokumen pembelajaran simpul Safeguard,” jelasnya.

Simpul RRK dan Safeguard memiliki dokumentasi atau tulisan pembelajaran sedikit berbeda, dimana poin pentingya adalah bagaimana membangun konsolidasi dari masing-masing simpul sehinga ada pesan kunci yang akan disampaikan. Untuk melihat tingkat kekritisan ini diperlukan sebuah peta krisis yang akan melihat dengan menelaah melalui modeling Krisis.

Modeling merupakan suatu pertanyaan dasar yang menggambarkan sebuah isu krisis dengan menggunakan variabel-variabel yang menghubungkan sebab akibat.

Fasilitator Arif Wicaksono juga memberikan penjelasan, bahwa hikmah & pengalaman dari proses-proses yang dilakukan simpul belajar Sumtera adalah sebuah kebutuhan dalam kepastian jaminan keselamatan masyarakat, sebagai respon investasi berbasis sumberdaya alam dan REDD+. Desain REDD+ hanya membuka jaminan kepastian bagi investor tetapi belum memberi kepastian bagi masyarakat, maka keberanian berimajinasi diharapkan muncul dari masing-masing simpul untuk mengusulkan model pembangunan alternatif.

Dalam menyajikan pembelajaran dalam buku nantinya, hikmah dan pembelajaran masing-masing simpul safeguard dan RRK serta kampanye diharapkan berbeda sehingga didapat keberagaman menghadapi krisis dan jalan pemecahannya.

Selain pengenalan modeling dan mendaftarkan hikmah dan pembelajaran yang dipandu Khalid Saipullah, peserta juga diajak memetakan masalah krisis, memetakan sistem (Arif Wicaksono) dan merumuskan kerangka dasar penulisan serta outline (Ambrosius Ruwidrijarto).

Dari hasil diskusi pleno masing-masing anggota simpul, safeguard dan RRK menampilkan isu krisis dalam bentuk beragam. Parameter dari masing-masing anggota simpul masih ada koreksi dari narasumber untuk mempertajam hasil parameter yang dibuat masing-masing peserta.

Sumber : Dikutip dan diolah dari Laporan Workshop Modeling, Pembelajaran Rebut Ruang Kelola dan Safeguard Mitra Sumatra, YKWS-2015

Cerita Lainnya

+ There are no comments

Add yours