IUCN Asia Regional Conservation Forum, Komitmen Kuat untuk Membangun Solusi

The 6th IUCN Asia Regional Conservation Forum, Bangkok, Thailand, 10 August 2015. (SAMDHANA/Sandika)


Oleh Sandika Ariansyah

The 6th IUCN Asia Regional Conservation Forum (Bangkok, 10 Agustus 2015) – merupakan salah satu acara penting di Asia untuk keanekaragaman hayati dan konservasi ekosistem. Pertemuan ini fokus menyatukan beragam sektor dan mencari solusi untu kawasan dari tekanan lingkungan dan tantangan pembangunan.

Forum ini diselenggarakan oleh Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan (MNRE), Pemerintah Thailand dan IUCN (International Union for Conservation of Nature) melalui Komite Nasional anggota IUCN di Thailand. Lebih dari 300 delegasi pemerintah, LSM, penelitian dan institusi akademik serta sektor swasta dari 26 negara di Selatan, Timur dan Asia Tenggara dan sekitarnya. Acara ini merupakan kegiatan empat tahun sekali.

“Kerajaan Thailand bangga menjadi tuan rumah acara ini sebagai ungkapan komitmen konservasi keanekaragaman hayati dan kelestarian lingkungan,” kata Menteri MNRE H.E Jenderal Dawpong Ratanasuwan. “Konservasi alam dan pertumbuhan ekonomi harus berjalan seiring jika kita ingin mengamankan masa depan dan membangun ketahanan bukan hanya dari Thailand, tetapi dari Asia secara keseluruhan,” tambahnya.

Asia adalah salah satu daerah yang paling dinamis di dunia, 40% dari output ekonomi global dan 2/3 dari pertumbuhan global. Pada saat yang sama 60% dari populasi dunia menyebut Asia rumah, tapi 800 juta hidup di bawah garis kemiskinan. Sementara itu, populasi perkotaan diperkirakan tumbuh 1,9 milyar -3,3 milyar pada tahun 2050.

Langkah cepat pembangunan telah mengorbankan spesies dan ekosistem di kawasan itu. Asia dikenal keanekaragaman alamnya yang kaya, peringkat lima dari 17 mega-diverse countries. Tapi keanekaragaman hayati ini dalam krisis. Hilangnya tutupan hutan bakau dan tingkat kehilangan lahan basah adalah yang tertinggi di dunia, dan 95% dari terumbu karang di Asia Tenggara beresiko. Sepuluh negara di Asia mengalami stres air yang tinggi atau sangat tinggi dan lebih dari 1.400 tanaman dan hewan terdaftar sebagai terancam punah.

“Tantangan Asia saat ini adalah kesempatan untuk membangun jembatan antara aksi global dan lokal terhadap pembangunan berkelanjutan,” kata Presiden IUCN Zhang Xinsheng. “Manusia, sosial dan kesejahteraan ekonomi – kunci ketahanan masyarakat – tergantung pada kesehatan ekosistem alam. Kita harus bertindak sekarang untuk melindungi alam, kita perlu berinovasi untuk menemukan kembali solusi yang sudah disediakan oleh alam, dan kita perlu bekerja sama di semua sektor untuk membuat solusi ini terjadi, “tambahnya.

Forum yang berlangsung di Royal Orchid Sheraton sampai 12 Agustus, menyediakan platform bagi para pemimpin dari semua sektor masyarakat untuk membahas solusi berbasis alam untuk tantangan lingkungan, ekonomi, dan sosial di Asia. Dengan tema “Resilience in action: creating solutions for people and nature,” fprum ini menilai dan bagaimana melestarikan alam, pengelolaan alam yang efektif dan adil serta menyebarkan solusi berbasis alam untuk mengatasi tantangan social. Kegiatan tambahan lain dengan berbagai topic juga digelar pada 10-11 Agustus lalu, lengkapnya kunjungi www.iucn.org/fcf2015.

Cerita Lainnya

+ There are no comments

Add yours