Kampung Tekalong Kalbar Terang dengan Listrik Mikrohidro

Masyarakat Kampung Tekalong, Kalbar memanfaatkan aliran air untuk listrik Mikrohidro. Foto : Yayasan Riak Bumi

Pembangkit listrik mikrohidro sistem turbin open flume propeller 125 berkapasitas 1 KW telah membuat perubahan di Dusun Tekalong, Desa Lanjak Deras, kecamatan Batang Lupar, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Generator pembangkit merk teco 1,2 KW itupun sukses menerangi dusun yang sebelumnya merupakan satu dari 537 desa di Kalimantan Barat yang belum menikmati listrik.

Di kecamatan Batang Lupar masih banyak terdapat masyarakat yang tidak mendapatkan listrik, karena lokasinya yang jauh dari kecamatan dan jauh dari akses jalan utama kecamatan, bahkan beberapa desa dan dusun hanya bisa diakses dengan berjalan kaki.

Lokasi rumah pembangkit terletak sekitar 1000 meter sebelah utara rumah betang Tekalong, sekitar 300 meter dari jalan utama. Untuk menjalankan mesin turbin dibutuhkan tekanan air minimal 50 liter perdetik. Sumberdaya di Kampung ini cukup melimpah untuk mengoperasikan mesin pembangkit listrik mikrohidro ini sepanjang tahun.

Masyarakat di kecamatan Batang Lupar, kabupaten Kapuas hulu, Kalimantan barat memiliki potensi untuk pembangunan mikrohidro, karena topografinya yang berbukit dan kawasan hutan yang relatif masih terjaga menyebabkan sumber air masih cukup tersedia. Sumber air dari kawasan ini sangat penting bagi penyediaan air bagi kawasan Taman Nasional Danau Sentarum. Masyarakat kampung ini adalah masyarakat adat Dayak Iban yang masih mempertahankan tata cara lokal untuk pertanian, adat dan budayanya. Tanah dan hutan masih dikelola dan dijaga dengan cara-cara adat setempat. Sehingga hutan adat masih tersedia.

Pembangkit listrik sederhana berkapasitas kecil yang dibangun dan dikelola sendiri oleh masyarakat, berhasil memenuhi kebutuhan listrik di rumah betang. Selain penerangan, dimanfaatkan juga untuk perlengkapan alat elektronik dan rumah tangga lainnya karena telah dilengkapi alat keamanan voltase oleh system ballast control di rumah pembangkit.

Yayasan Riak Bumi Kalimantan Barat yang mendampingi proses sejak November 2014 hingga Januari 2015 melihat bagaimana partisipasi aktif masyarakat Kampung Tekalong di wilayah konservasi Taman Nasional Danau Sentarum. Mereka terlibat dalam setiap tahapan dari sosialisasi sampai dengan pertimbangan teknis yang disesuaikan dengan kultur masyarakat.

Manfaatpun dirasakan langsung oleh masyarakat, pasokan listrik untuk kebutuhan aktivitas hidup mereka memberikan timbal balik kesadaran pentingnya menjaga kelestarian hutan, sebagaimana menjaga keberlangsungan pasokan energi listrik tersebut. Demi menjaga pasokan air untuk menggerakkan turbin kincir listrik dan mikrohidro, masyarakat harus memastikan seluruh hutan yang ada di bukit Tucung Pelawan terjaga.

Mandiri Membuat Kincir Listrik

Turbin Kincir Listrik. Foto : Yayasan Riak Bumi
Turbin Kincir Listrik. Foto : Yayasan Riak Bumi

Pembangunan kincir listrik menjadi kegiatan yang mewakili wujud model pembelajaran bagi masyarakat desa. “Julantring”, istilah popular untuk model kincir listrik tradisional yang dijadikan contoh adalah sebuah alat yang biasa digunakan masyarakat di wilayah pegunungan Cianjur Selatan, Jawa Barat. Ciri utama yang menjadikan kincir listrik begitu ramah teknologi dan ramah lingkungan ialah bahan dan peralatan yang digunakan dari bahan kayu dan peralatan bekas yang biasa dijumpai di masyarakat.

Generator pembangkit yang menjadi mesin utama dalam menghasilkan aliran listrik terbuat dari barang bekas. Yaitu dari kumparan dynamo mesin sepeda motor yang dirakit ulang menjadi generator listrik AC yang bisa menghasilkan daya antara 100 – 200 watt. Kontruksi bangunan dan kumparan baling baling penggeraknya terebuat dari kayu yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa berfungsi menjadi penghasil mengolah tenaga arus air menjadi tenaga mekanik yang memutarkan generator pembangkit listrik. Peralatan puli yang memutarkan tenaga penggerak generator terbuat dari velg roda sepeda bekas yang sudah tak terpakai. Tali kipas yang menghubungkan antar roda penggerak terbuat dari irisan karet roda ban bekas.

Kincir ini dipasang 800 meter dari rumah betang Dusun Tekalong. Daya listrik yang dihasilkan diprediksi mampu menghidupakan penerangan 30 lampu.

Transfer pengetahuan antara tenaga ahli dengan masyarakat dalam pembuatan sarana pembangkit listrik tenaga mikrohidro menjadi dampak lain yang tak kalah penting. Hasil ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi energi listrik masyarakat yang bermukim di Dusun Tekalong saja, tetapi bisa menjadi model untuk direplikasi ditempat lain sehingga akan terbentuk jaringan komunitas pengguna mikrohidro di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat.

Cerita Lainnya

+ There are no comments

Add yours